Debat Panas Netizen Brasil dan Indonesia soal Juliana Marins Tewas di Rinjani

6 hours ago 31

loading...

Proses evakuasi WNA Brasil Juliana Marins (27) yang jatuh di jurang Gunung Rinjani. Foto/Istimewa

JAKARTA - Akun Instagram Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan ( Basarnas ) diserbu netizen Brasil. Umumnya mereka menyuarakan keprihatian atas musibah yang dialami seorang pendaki atau warga negara Brasil Juliana Marins (27) yang tewas usai jatuh ke jurang Gunung Rinjani.

Mereka membanjiri kolom komentar beberapa postingan Instagram Prabowo dan Basarnas. “Empat hari tanpa tindakan merenggut nyawa Juliana Marins. Mengetahui lokasinya namun tetap membiarkannya menderita tanpa air, makanan, atau perlindungan mengungkap kombinasi yang tak bisa diterima antara ketidakmampuan dan kelalaian dari otoritas Taman Nasional Rinjani,” kata salah satu netizen Brasil Carolina Araujo.

“Kami menuntut investigasi pidana, pemecatan segera, dan tinjauan eksternal terhadap protokol penyelamatan — atau kita akan terus menghitung korban jiwa sementara para penanggung jawab bersembunyi di balik alasan,” sambungnya.

Baca juga: Pendaki Brasil Ditemukan Meninggal Dunia di Jurang Gunung Rinjani Sedalam 600 Meter

Komentar tersebut langsung ditimpali oleh netizen Indonesia. “Ya itulah negara kita, sama rakyatnya sendiri aja penanganan lambat dan ga tepat sasaran. harusnya pemerintah brazil menegur pemerintah indonesia mengenai dana basarnas yang dipotong sehingga petugas tidak punya dana dan fasilitas mumpuni untuk menyelamatkan nyawa. memang di Indonesia nyawa murah kalau anda bukan siapa2,” kata netizen Indonesia mfirza.

Tidak sedikit juga terjadi debat panas antara netizen Brasil dengan Indonesia. “Jangan mengunjungi Indonesia. Bahaya kematian yang mengancam,” kata netizen Brasil gillnair_sts.

Komentar tersebut langsung diserang sejumlah netizen Indonesia. “Anda berfikir negara kami adalah negara berbahaya dengan kematian yang akan terjadi? Hahaha Anda lucu, sudahkah negara Anda lebih baik dari negara kami? Kematian bisa terjadi di mana saja termasuk di negara Anda. Banyak turis asing yang datang ke gunung tersebut tapi tidak terjadi apa apa. Berikir lah seblelum mengetik jika anda memiliki akal,” kata netizen Indonesia Muhammad Fahrozi Nuh.

Baca juga: Cerita Relawan SAR Lombok Timur Evakuasi WNA Brasil, Nginap di Jurang Gunung Rinjani Sedalam 600 Meter

Di sisi lain, ada juga netizen Indonesia di akun Instagram edonn_28 yang menyebut tragedi tersebut membuka luka sekaligus mata. “Penyelamatan Juliana adalah cermin bahwa sistem tanggap darurat kita belum siap untuk kondisi ekstrem,” katanya.

“Koordinasi lamban, tidak adanya suplai darurat saat korban masih hidup, serta protokol evakuasi yang terlalu tergantung pada markas di bawah — adalah kelemahan nyata yang tak bisa dibantah. Waktu adalah segalanya, dan waktu itu hilang,” sambungnya.

Namun, menurut dia, ini bukan tentang menyalahkan satu-dua orang. Ini soal sistem. “Kepada mereka yang mengatakan, ‘medannya berat, cuacanya buruk,’ — itu semua benar. Tapi justru itu inti dari pekerjaan penyelamatan: hadir di saat tersulit. Jangan jadikan medan ekstrem sebagai tameng permanen untuk menutupi stagnasi. Negara lain juga punya gunung, jurang, dan badai — tapi mereka belajar, membangun sistem, dan melatih kesiapsiagaan,” jelasnya.

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |