loading...
Pemerintah mendukung program rumah bersubsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). (Doc. Sindonews)
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah menyalurkan Rp12,59 triliun hingga 31 Mei 2025 untuk mendukung program rumah bersubsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede mengatakan, efektivitas program yang merupakan bentuk dukungan nyata dalam membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) mengakses perumahan layak huni ini bakal cukup terlihat signifikan dalam mengurangi backlog perumahan.
"Efektivitas program ini terlihat cukup signifikan dalam mengurangi backlog kepemilikan rumah yang pada akhir tahun 2023 mencapai 9,9 juta rumah tangga, serta backlog kelayakan sebesar 26,9 juta rumah tangga," ujar Josua kepada MNC portal, Senin (23/6/2025).
Dengan adanya skema subsidi bunga KPR, lanjut Josua, program FLPP mampu secara langsung memperbesar daya beli masyarakat MBR, mendorong mereka untuk memiliki rumah sendiri sehingga backlog kepemilikan rumah perlahan berkurang.
Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas A. M. Djiwandono dalam Konferensi Pers APBN Kita periode Juni 2025 bahwa pembiayaan ini telah mendukung 101.707 unit rumah di 379 kabupaten/kota, naik dari 88.482 unit rumah di 362 kabupaten/kota pada bulan sebelumnya.
Di tengah alokasi anggaran FLPP sebesar Rp18,77 triliun pada tahun 2025 dengan target penyaluran sebanyak 220.000 unit rumah tersebut, Josua menjelaskan mekanisme multiplier effect dari sektor perumahan yang berjalan melalui tiga jalur utama.
"Pertama, peningkatan konsumsi masyarakat sebagai dampak dari kepemilikan rumah baru; kedua, penciptaan lapangan kerja di sektor konstruksi dan industri terkait seperti semen, besi baja, hingga furnitur; dan ketiga, peningkatan aktivitas ekonomi lokal melalui penyediaan barang dan jasa penunjang pembangunan perumahan," papar Josua.
Sektor perumahan sendiri diketahui mampu menggerakkan sekitar 185 subsektor lainnya, yang secara agregat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional yang signifikan.