Trump Kenakan Tarif 100% untuk Film dari Luar Amerika

5 hours ago 19

loading...

Perang tarif Presiden AS Donald Trump kian melebar, kini menyasar film-film dari luar Amerika. FOTO/Ilustrasi

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengenakan tarif 100% pada film -film yang dibuat di negara-negara asing. Trump menyatakan telah memberi wewenang kepada Departemen Perdagangan dan Perwakilan Dagang AS untuk memulai proses penerapan pungutan itu untuk menyelamatkan industri film Amerika yang sedang "sekarat".

Orang nomor satu di AS itu menyalahkan "upaya bersama" oleh negara-negara lain yang menawarkan insentif untuk menarik para pembuat film dan studio, yang ia gambarkan sebagai "ancaman Keamanan Nasional".

Baca Juga: Breaking News: Ekonomi Indonesia Cuma Tumbuh 4,87% di Kuartal I-2025

"Itu, selain semua hal lainnya, adalah pesan dan propaganda!" kata Trump di platform Truth Social miliknya. "KAMI INGIN FILM-FILM YANG DIBUAT DI AMERIKA, LAGI!" ujarnya, seperti dilansir BBC, Senin (5/5/2025).

Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menanggapi pengumuman terbaru tersebut, dengan mengatakan bahwa pihaknya sedang menjalankan perintah tersebut. Namun, rincian langkah tersebut tidak jelas. Pernyataan Trump tidak mengatakan apakah tarif akan berlaku untuk perusahaan-perusahaan produksi Amerika yang memproduksi film-film di luar negeri.

Diketahui, beberapa film besar terkini yang diproduksi oleh studio-studio AS direkam di luar Amerika, termasuk Deadpool & Wolverine, Wicked, dan Gladiator II.

Tarif tampaknya betul-betul menjadi senjata utama Trump sejak kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari lalu. Trump telah mengenakan tarif pada negara-negara mitra dagang Amerika di seluruh dunia. Ia berpendapat tarif akan meningkatkan produsen AS dan melindungi lapangan pekerjaan -meski ekonomi global telah dilanda kekacauan sebagai akibatnya, dan harga barang-barang di seluruh dunia diperkirakan akan naik.

Menjelang pelantikannya, Trump menunjuk tiga bintang film - Jon Voight, Mel Gibson, dan Sylvester Stallone - untuk menjadi duta besar khusus yang bertugas mempromosikan peluang bisnis di Hollywood, yang ia gambarkan sebagai "tempat yang hebat tetapi sangat bermasalah".

Baca Juga: Permintaan Terakhir Paus Fransiskus: Kirim Mobil Paus untuk Tolong Anak-anak Gaza!

"Mereka akan menjadi Utusan Khusus bagi saya untuk tujuan membawa Hollywood, yang telah kehilangan banyak bisnis selama empat tahun terakhir ke Negara-negara Asing, KEMBALI—LEBIH BESAR, LEBIH BAIK, DAN LEBIH KUAT DARI SEBELUMNYA!" tulis Trump saat itu.

AS tetap menjadi pusat produksi film utama secara global meskipun menghadapi berbagai tantangan, menurut firma riset industri film ProdPro. Laporan tahunan terbarunya menunjukkan negara itu membukukan pengeluaran produksi sebesar USD14,54 miliar (£10,94 miliar) tahun lalu. Namun, jumlah itu turun 26% sejak 2022.

Negara-negara yang mengalami peningkatan pengeluaran selama periode yang sama termasuk Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Inggris, menurut laporan tersebut. Bahkan sebelum pengumuman terbaru ini, industri film AS telah terdampak oleh kebijakan perdagangan Trump.

Pada bulan April, China menyatakan akan mengurangi kuota film Amerika yang diizinkan masuk ke negara itu. "Tindakan salah pemerintah AS untuk menyalahgunakan tarif terhadapChina pasti akan semakin mengurangi dukungan penonton domestik terhadap film-film Amerika," kata Administrasi Film China. "Kami akan mengikuti aturan pasar, menghormati pilihan penonton, dan mengurangi jumlah film Amerika yang diimpor," tambahnya.

(fjo)

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |