loading...
Rakyat Palestina di Khan Younis, Jalur Gaza, rayakan gencatan senjata Israel-Hamas. Tapi mereka juga berduka karena kehilangan kerabat akibat dua tahun perang. Foto/Saher Alghorra/The New York Times
GAZA - Rakyat Palestina di Jalur Gaza merayakan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang mencakup pembebasan sandera Zionis dan tahanan Palestina. Namun banyak dari mereka yang menghadapi duka akibat perang selama dua tahun.
"Pagi ini, ketika kami mendengar berita tentang gencatan senjata, itu membawa sukacita sekaligus duka," ujar Umm Hassan (38), yang kehilangan putranya yang berusia 16 tahun selama perang, kepada BBC, Jumat (10/10/2025).
"Karena gembira, baik yang muda maupun yang tua mulai berteriak," katanya. "Dan mereka yang kehilangan orang terkasih mulai mengenang mereka dan bertanya-tanya bagaimana kami akan pulang tanpa mereka."
Baca Juga: Gencatan Senjata Gaza Akan Dimulai 24 Jam setelah Rapat Kabinet Israel
"Setiap orang yang kehilangan seseorang merasakan duka yang mendalam dan bertanya-tanya bagaimana mereka akan pulang," imbuh dia.
Perjanjian gencatan senjata yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump—yang akhirnya juga diterima oleh kabinet keamanan Israel—akan membebaskan 20 sandera hidup dan 28 jenazah sandera Israel sebagai imbalan atas 250 tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup di penjara Israel dan 1.700 tahanan lainnya dari Gaza.
Ini adalah fase pertama dari rencana perdamaian 20 poin yang dapat mengakhiri perang-meskipun fase-fase selanjutnya masih perlu dinegosiasikan.
"Kami, warga sipil, adalah mereka yang telah menderita-benar-benar menderita," ujar Daniel Abu Tabeekh, dari kamp pengungsi Jabalia, kepada BBC.