Prabowonomics dan Tantangan Terbesar di Era Perang Global

4 hours ago 29

loading...

Global Research on Economics, Advance Technology and Politics (GREAT) Institute, lembaga yang digagas Syahganda Nainggolan menggelar diskusi bertema Prabowonomics dan Tantangan Terbesar di Era Perang Global. Foto/Istimewa

JAKARTA - Global Research on Economics, Advance Technology and Politics (GREAT) Institute, lembaga yang digagas Syahganda Nainggolan menggelar diskusi bertema Prabowonomics dan Tantangan Terbesar di Era Perang Global. Diskusi tersebut menghadirkan Fuad Bawazier, mantan Menteri Keuangan dan Komisaris Utama Mining Industry Indonesia (MIND ID) sebagai narasumber utama.

Salah satu kesimpulan dalam diskusi tersebut menyatakan bahwa kehadiran negara untuk menguasai kembali aset-aset strategis bangsa seperti tambang-tambang, ladang minyak, perkebunan, dan lainnya untuk dikuasai dan dikelola demi kepentingan kemakmuran rakyat, merupakan sebuah keharusan. Hal itu merujuk pada berbagai arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menjalankan Pasal 33 UUD 1945.

Kesimpulan lainnya adalah Pemerintahan Prabowo Subianto direkomendasikan untuk secepatnya melakukan industrialisasi yang berhubungan dengan kedaulatan pangan serta energi. Sedangkan kesimpulan ketiga adalah pemerintah perlu mengantisipasi ketegangan global yang mendorong kecenderungan pilihan sekutu politik.

Baca juga: Syahganda Sebut Pengentasan Kemiskinan oleh Prabowo Merupakan Kerja Ideologis

Kecenderungan pilihan Prabowo Subianto untuk lebih dekat ke Rusia, China, dan negara-negara BRICS, dibandingkan barat, mempunyai konsekuensi yang harus dikaji lebih dalam. Ketua Dewan Direktur GREAT Institute Syahganda Nainggolan membuka diskusi dengan menekankan bahwa Prabowo menerima amanah sebagai Presiden Republik Indonesia pada masa yang paling penuh tantangan dalam sejarah modern.

“Kondisi dunia tengah mengarah pada perang global, yang kini telah nyata terjadi di berbagai kawasan, dari Gaza hingga Laut China Selatan. Multilateralisme runtuh, blok-blok kekuasaan kembali menguat,” ujarnya di Kantor GREAT Institute, Jakarta, Jumat (20/6/2025).

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |