Pesan 25 Pesawat Boeing, Cara Bangladesh Mengurangi Tarif AS

4 hours ago 23

loading...

Bangladesh memesan 25 pesawat dari Boeing (BA) dan meningkatkan impor barang-barang Amerika Serikat (AS) dalam negosiasi perdagangan dan menurunkan tarif tinggi Trump. Foto/Dok

JAKARTA - Bangladesh memesan 25 pesawat dari Boeing (BA) dan meningkatkan impor barang-barang Amerika Serikat (AS) dalam negosiasi perdagangan dan menurunkan tarif tinggi yang dikenakan oleh pemerintahan Trump. Langkah-langkah ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk memperkecil defisit perdagangan AS sebesar USD6 miliar dengan Bangladesh.

Upaya pembelian Boeing untuk menghindari kenaikan tarif 35% yang mengancam bakal mengguncang sektor ekspor Bangladesh, terutama industri pakaian yang berisiko kehilangan daya saing di salah satu pasar terbesarnya. Baca Juga: Negara Ini Kembali Larang Rakyatnya Kunjungi Israel, Marah atas Pembantaian di Gaza

"Kami membutuhkan pesawat baru secepatnya, mungkin dalam beberapa tahun ke depan," kata Menteri Perdagangan Mahbubur Rahman kepada wartawan seperti dilansir Reuters.

"Awalnya ada 14 pesawat - sekarang menjadi 25," katanya, merujuk pada rencana awal untuk membeli pesawat dari produsen yang berbasis di AS.

Bersamaan dengan kesepakatan pesawat, Bangladesh meningkatkan impor gandum, minyak kedelai, dan kapas dari Amerika Serikat. Kesepakatan baru yang ditandatangani awal bulan ini akan membuat Bangladesh mengimpor 700.000 ton gandum AS setiap tahun selama lima tahun ke depan.

Para pejabat berharap bahwa langkah-langkah ini akan membantu memperbaiki hubungan perdagangan dengan Washington dan mengurangi dampak dari tarif pemerintahan Trump.

Tarif 20% untuk Pakaian

Bangladesh mendapatkan tarif 20% dari AS untuk pakaian, untuk membuat para eksportir merasa lega. Bangladesh melakukan negosiasi dengan meminta tarif sebesar 20% untuk ekspor ke AS, turun dari 37% yang awalnya diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Hal ini menjadi kabar baik bagi para eksportir di pemasok pakaian terbesar kedua di dunia. Tarif baru ini sejalan dengan yang ditawarkan kepada negara-negara pengeskpor pakaian utama lainnya seperti Sri Lanka, Vietnam, Pakistan, dan Indonesia.

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |