Momen Tokoh Agama di Tumapel Tak Berani Menentang Keputusan Ken Arok Menikahi Ken Dedes

5 hours ago 19

loading...

Ken Dedes, janda cantik istri Tunggul Ametung yang dibunuh ketika jadi akuwu Tumapel akhirnya dinikahi Ken Arok pendiri Kerajaan Singasari. Foto/Ilustrasi/@ainusantara

KEBERHASILAN membunuh Tunggul Ametung, membuat Ken Arok pendiri Kerajaan Singasari, kembali merencanakan strategi berikutnya. Langkah pertamanya dengan menikahi janda cantik Ken Dedes, yang merupakan istri dari Tunggul Ametung ketika jadi akuwu Tumapel.

Keputusan Ken Arok menikahi janda cantik Ken Dedes, pasca kematian suaminya tak ada yang berani menentang. Bahkan termasuk sang ayah Ken Dedes, Mpu Purwa yang konon juga akhirnya menyetujui keputusan Ken Arok menikahi anaknya.

Baca juga: Riwayat Ken Arok dan Kutukan Keris Empu Gandring

Memang pada waktu Tumapel hanyalah wilayah bawahan dari Kediri atau Daha. Saat itu Kertajaya yang disebut Dandang Gendis, sedang berkuasa di Kerajaan Kediri.

Sosoknya kerap kali berselisih pendapat dengan para pendeta atau tokoh agama Hindu Siwa dan Buddha.

Kertajaya menginginkan dirinya disembah layaknya dewa atau Tuhan, hal yang disebut sejarawan Prof. Slamet Muljana, pada bukunya "Tafsir Sejarah Nagarakretagama" memicu perlawanan dari kaum pendeta ke penguasa Kediri itu.

Keinginan Kertajaya disembah itu ditolak mentah-mentah oleh pendeta, karena belum pernah terjadi pendeta menyembah raja.

Baca juga: Kisah Keris Mpu Gandring, Pusaka Pembunuh 7 Keturunan Ken Arok

Untuk memperlihatkan kemampuannya, Kertajaya menancapkan tombaknya di tanah dan duduk di atas ujungnya. Namun, para pendeta tetap pada pendiriannya, tidak mau untuk menyembahnya.

Bahkan banyak yang akhirnya meninggalkan Kediri, dan mencari perlindungan di Tumapel. Hal ini membuat jumlah pengikut Ken Arok kian bertambah.

Keturunan dan sanak-kadang orang-orang yang pernah berbuat baik kepada Ken Arok, dipanggil ke Tumapel untuk menerima balas jasa dan disuruh menetap di sana.

Oleh para pengikutnya, Ken Arok diangkat sebagai rajanya dan mengambil nama abhiseka Rajasa Sang Amurwabhumi. Sejak itu, Ken Arok tidak lagi menghadap Raja Kertajaya di Kediri.

(shf)

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |