loading...
DDPI memberangkatkan empat karyawannya untuk mengikuti Program Pelatihan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara di Universitas Normal Shenyang, China. Foto/Dok. SindoNews
SHENYANG - PT Datang DSSP Power Indonesia (DDPI) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan energi berkelanjutan . Setelah mengirimkan empat karyawan pada September 2025, kali ini DDPI kembali memberangkatkan empat karyawannya untuk mengikuti Program Pelatihan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara bagi negara-negara Belt and Road Initiative (BRI) di Universitas Normal Shenyang, China.
Pelatihan yang berlangsung pada 9–22 Oktober 2025 dan diikuti 25 peserta dari berbagai negara mitra BRI ini mengungkap transformasi besar yang sedang terjadi di sektor energi China. Bagaimana negara dengan 1.195 pembangkit listrik tenaga batubara mampu mengubah ‘mesin polusi’ menjadi ‘pembangkit hijau’ yang ramah lingkungan.
“Peserta dari berbagai negara tidak hanya mempelajari teknologi, tetapi juga menyaksikan langsung revolusi hijau yang mengubah wajah industri energi di China,” ujar Wang Gengming, Managing Director DDPI, Jumat (24/10/2025). Baca juga: China Berpaling dari Batu Bara, Permintaan Listrik Baru Dipasok Energi Hijau
Meskipun batubara masih menyumbang 55% dari sumber energinya, menurut Wang, Tiongkok kini justru memimpin dunia dalam penerapan standar ultra-rendah emisi, yakni SO₂ ≤ 35 mg/m³, NOₓ ≤ 50 mg/m³, dan partikel debu ≤ 10 mg/m³.
Keajaiban Teknologi Hijau
Contoh nyata transformasi ini terlihat pada Pembangkit Listrik Tuoketuo China Datang, pembangkit terbesar di dunia dengan kapasitas 6,72 GW. Melalui investasi sebesar 1,8 miliar RMB untuk teknologi ramah lingkungan, Tuoketuo berhasil menurunkan emisi SO₂ hingga 77%, NOₓ sebesar 67%, dan debu hingga 71%, sekaligus menghemat 11,45 juta ton air per tahun.















































