loading...
Focus Group Discussion (FGD) Pilot Project Asuransi Pariwisata 2026 di Labuan Bajo dilaksanakan dengan tema Mendorong Optimalisasi Penerapan Asuransi Pariwisata pada Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) Labuan Bajo. Foto/Dok
JAKARTA - Dalam upaya memperkuat ketahanan sektor pariwisata nasional yang aman, berkelanjutan, dan berdaya saing global, sinergi lintas pemangku kepentingan menjadi kunci utama. Seiring dengan meningkatnya aktivitas wisata di destinasi prioritas nasional, penerapan perlindungan risiko yang komprehensif melalui asuransi pariwisata menjadi kebutuhan strategis untuk memastikan kenyamanan wisatawan sekaligus keberlanjutan ekosistem pariwisata.
Sebagai wujud komitmen tersebut, kegiatan Focus Group Discussion (FGD) “Pilot Project Asuransi Pariwisata 2026 di Labuan Bajo” dilaksanakan dengan tema “Mendorong Optimalisasi Penerapan Asuransi Pariwisata pada Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) Labuan Bajo”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 17 Desember 2025 di DoubleTree by Hilton Jakarta Bintaro Jaya.
Kegiatan ini dihadiri oleh kementerian strategis lintas sektor sesuai mandat pengembangan destinasi pariwisata nasional, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Pemerintah Daerah serta perwakilan asosiasi pelaku usaha pariwisata dan transportasi. Rangkaian kegiatan FGD diawali dengan sambutan dari Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Herfan Brilianto.
Baca Juga: ITDC dan Jasaraharja Putera Teken Kontrak Perlindungan Aset Sirkuit Mandalika
Dalam sambutannya, Herfan Brilianto menegaskan bahwa penguatan manajemen risiko pariwisata merupakan bagian penting dalam mendukung pembangunan pariwisata nasional yang berkualitas dan berkelanjutan. Penerapan asuransi pariwisata adalah faktor fundamental yang menentukan daya saing destinasi wisata di pasar global.
Ketersediaan perlindungan risiko yang komprehensif menjadi indikator utama dari standar kualitas, profesionalisme, dan kesiapan manajemen krisis dalam pengembangan sektor pariwisata. “Asuransi wisata ini sangat terkait dengan upaya kita untuk membangun daya saing industri pariwisata di Indonesia,” ungkapnya.
















































