Siapa Jenderal Agus Subiyanto? Panglima TNI yang Disorot karena Anulir Mutasi 7 Perwira Tinggi

7 hours ago 18

loading...

Jenderal Agus Subiyanto menjabat sebagai Panglima TNI sejak November 2023. FOTO/IST

JAKARTA - Jenderal Agus Subiyanto menjabat sebagai Panglima TNI sejak November 2023. Waktu itu, ia dilantik untuk menggantikan Laksamana TNI Yudo Margono yang memasuki masa pensiun.

Baru-baru ini, nama Agus Subiyanto menjadi perhatian di tengah kisruh pembatalan mutasi tujuh Perwira Tinggi (Pati) TNI, termasuk putra Try Sutrisno, Letjen Kunto Arief Wibowo. Sebagian pihak melihat adanya kejanggalan atas revisi mutasi tersebut.

Awalnya, Panglima TNI menerbitkan Keputusan Nomor Kep/554/IV/2025 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI dengan rincian 237 perwira TNI yang dimutasi, termasuk Kunto Arief Wibowo dari Pangkogabwilhan I menjadi Staf Khusus KSAD. Beberapa waktu berselang, muncul surat telegram Perubahan Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/554.a/IV/2025 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia yang isinya menganulir mutasi sejumlah perwira.

Baca juga: Daftar 77 Pati TNI AD Dimutasi Panglima Jenderal Agus Subiyanto, Ini Nama-namanya

Siapa Jenderal Agus Subiyanto?

Agus Subiyanto lahir pada 5 Agustus 1967 di Cimahi, Jawa Barat. Ayahnya bernama Dedi Unadi yang merupakan purnawirawan TNI.

Pada masa kecil, Agus awalnya menjalani hari-hari biasa sebagaimana anak lain. Namun, keceriaannya mulai hilang setelah sang ibu meninggalkan keluarga, lalu ayahnya membawa sosok perempuan lain ke rumah dan menjadi ibu tirinya.

Meski hidup dengan ayahnya, Agus tumbuh dengan lebih banyak mengandalkan dirinya sendiri. Ia juga tumbuh dalam lingkungan yang keras dan beberapa kali kabur dari rumah hingga terlibat perkelahian.

Kondisinya semakin terpuruk setelah ayahnya meninggal dunia. Pada akhirnya, ia tinggal bersama ibu tiri dan mengandalkan uang pensiunan sang ayah yang jumlahnya tak seberapa.

Suatu hari, Agus yang berboncengan dengan temannya tanpa mengenakan helm berjumpa petugas polisi militer di sebuah pertigaan. Mereka lalu dibawa ke Kantor Denpom dan masuk di sebuah ruangan kantor.

Tiba-tiba, tubuhnya dihantam sepatu berbahan kulit. Peristiwa tersebut seakan menjadi titik balik dari kehidupan Agus Subiyanto.

Sepakan yang diterima tubuhnya membangkitkan pesan almarhum ayahnya yang pernah mendorong untuk menjadi tentara. Kemudian, Agus memantapkan diri untuk mendaftar ke Sekolah Calon Bintara (Secaba) meski harus gagal di tangan panitia penentu akhir (pantukhir).

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |