loading...
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina menggelar Seminar Nasional bertajuk Demokrasi Digital: Antara Populisme, Aktivisme, dan Kebebasan Berekspresi di Trinity Tower, Jakarta Selatan, Sabtu (31/5/2025). Foto/Dok Universitas Paramadina
JAKARTA - Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina menggelar Seminar Nasional bertajuk "Demokrasi Digital: Antara Populisme, Aktivisme, dan Kebebasan Berekspresi". Seminar yang digelar di Trinity Tower, Jakarta Selatan ini menjadi ruang diskusi lintas sektor untuk membahas tantangan mendasar yang tengah dihadapi demokrasi Indonesia di era digital.
Dalam seminar yang digelar Sabtu (31/5/2025) tersebut, hadir empat narasumber utama. Mereka adalah Prof Ikrar Nusa Bhakti (Profesor Riset Pusat Penelitian Politik LIPI), Andry Susanto (Wapemred SindoNews), Komjen Pol (Purn) Oegroseno (Wakapolri 2013-2014), dan Erik Ardiyanto (Dosen Universitas Paramadina).
Para narasumber dan peserta seminar menyepakati bahwa demokrasi digital saat ini menghadapi tantangan serius mulai dari meningkatnya populisme yang mereduksi makna demokrasi, hingga penyempitan ruang berekspresi yang kerap dibungkus oleh regulasi dan tekanan sosial. Kebebasan berpendapat yang seharusnya menjadi ruh dari demokrasi, justru sering kali dibatasi dalam berbagai bentuk.
Baca Juga: Demokrasi Digital Tunjuk Tiga Advisor: Titi Anggraini, Meidy Fitranto, dan Emmy Samira
Dalam pembahasan, disorot pula bahwa populisme digital kerap menunggangi sentimen mayoritas, mengaburkan nalar publik, dan menggiring opini secara emosional. Akibatnya, ruang diskusi publik menjadi bising, namun minim substansi. Demokrasi seolah hidup di permukaan, tapi kehilangan kedalaman dialog dan pertanggungjawaban.