Melampaui Politik Identitas: Gerakan Kemanusiaan Dunia Atas Genosida Israel di Palestina

13 hours ago 26

loading...

Musa Maliki, Dosen Hubungan Internasional UPN Veteran Jakarta. Foto/Dok.Pribadi

Musa Maliki
Dosen Hubungan Internasional UPN “Veteran” Jakarta

GERAKAN masyarakat dunia untuk Palestina terus marak, massive, membahana, dan progrsif. Gerakan masyarakat dunia ini berlangsung di semua negara melibatkan ribuan manusia di seluruh dunia dari Amerika Latin, Asia, dan Afrika dan detailnya 150 negara dan utamanya 4 pemegang hak veto.

Gerakan ini menjangkau pula warga Amerika sendiri yang negaranya di bawah Donald Trump masih ‘mati-matian’ mendukung Israel. Negara sekutu Amerika secara resmi-formal kini mendukung Palestina merdeka seperti Norwegia, Irlandia, Spanyol, Bulgaria, Hongaria, Polandia, Rumania, Slovakia, Swedia, Siprus, Canada, Perancis, Inggris, dan Australia.

Negara-negara Barat sekutu Amerika ini awalnya dalam kerangka pemerintahannya tidak mendukung kemerdekaan Palestina, kini mereka sebagai entitas negara ditekan warga dunia untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Konteks ini dapat dipahami dalam kerangka David Held sebagai “Demokrasi Kosmopolitan”.

Jika dibandingkan dengan posisi Indonesia dalam konteks pidato Presiden Prabowo, maka negara-negara Barat sekutu Amerika seperti Canada, Spanyol, Inggris, Perancis, Australia justru lebih progresif mendukung kemerdekaan Palestina. Hal itu karena pidato-pidato mereka kepada Israel tidak dalam konteks mengamankan dan menghormati Israel seperti Indonesia, tapi mengutuk tindakan kejam Israel.

Mayoritas negara Barat mendukung two state solution dengan secara formal, pemerintahannya mengucapkan pengakuan atas Palestina sebagai negara-bangsa dan menyeru kepada Israel untuk menghentikan tindakan kejamnya.

Awalnya negara-negara Barat tersebut tersebut ragu karena norma anarkhi sistem negara-bangsa yang secara sistemik mendukung hegemoni Amerika di dunia, tapi warga tiap negara tersebut berseru kemanusiaan atas nama warga dunia melampaui negara-bangsa yang egois, unitary, dan bersifat atomistik.

Gerakan warga dunia tersebut tidak mewakili negara-bangsa dalam sistem Westphalia untuk bersuara; Mereka tidak mewakili kaum buruh, identitas budaya dan agama tertentu dan juga tidak mewakili kaum miskin.

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |