Konflik Iran-Israel Membongkar Kelemahan Industri Pertahanan Amerika

5 hours ago 15

loading...

Serangan terhadap Iran mengungkapkan lebih dari sekadar kekuatan AS (Amerika Serikat) di panggung dunia, akan tetapi mereka juga mengekspos potensi titik lemah industri pertahanan. Foto/Dok

JAKARTA - Serangan terhadap Iran mengungkapkan lebih dari sekadar kekuatan AS (Amerika Serikat) di panggung dunia, akan tetapi mereka juga mengekspos potensi titik lemah industri pertahanan . CEO Exiger, Brandon Daniels meyakini bahwa jika Amerika melakukan pendekatan yang berbeda terkait rantai pasokan industri pertahanan miliknya, maka bisa berubah kerentanan yang ada menjadi aset terbesar AS.

"Ada beberapa hal penting yang kami lihat dan muncul dalam data kami ketika AI melihat potensi dampaknya. Salah satunya adalah ada dampak karena ketergantungan teknologi Israel," kata Daniels kepada FOX Business.

Exiger menemukan, bahwa lebih dari 28.000 perusahaan yang berbasis di AS bergantung pada teknologi buatan Israel. Maka ketika Israel terdesak selama konflik dengan Iran, kondisi ini mengancam operasional perusahaan-perusahaan tersebut.

Baca Juga: AS Laporkan Iran Bersiap Blokade Selat Hormuz, Awas Harga Minyak Meletup

Daniels menekankan, bahwa ketika melihat ke perusahaan-perusahaan yang lebih luas dari konflik, jumlah perusahaan yang terpengaruh meningkat menjadi sekitar 13,7 juta. Diterangkan juga bahwa Exiger menemukan adanya "ledakan" ketergantungan pada teknologi yang berasal dari Timur Tengah, terutama terkait dengan keamanan siber.

Dia mencatat, bahwa Israel merupakan salah satu produsen perangkat lunak keamanan digital terbesar di dunia, yang berarti perusahaan-perusahaan AS menjadi lebih rentan ketika Israel berada dalam kondisi perang atau konflik.

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |