loading...
ITB mendukung pemberdayaan tenun ikat tradisional di Flores Timur, NTT. Dukungan itu merupakan komitmen dalam mendorong penguatan ekonomi berbasis potensi lokal. Foto/Ist
FLORES TIMUR - Institut Teknologi Bandung (ITB) mendukung pemberdayaan produk tenun ikat tradisional di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dukungan itu merupakan komitmen dalam mendorong penguatan ekonomi berbasis potensi lokal.
Melalui program pengabdian kepada masyarakat di Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Adobala, Kecamatan Kelubagolit, Flores Timur, ITB melibatkan pelatihan dan pendampingan bagi 50 perajin tenun yang sebagian besar merupakan perajin perempuan.
Baca juga: Profil Anindityo Arifiadi, Lulusan Teknik Metalurgi ITB yang Kini Berkarier di Volkswagen Group
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperkuat aspek manajerial, legalitas, serta strategi pemasaran berbasis digital. Melalui inisiatif ini, BUMDes Adobala diharapkan mampu berperan sebagai agregator agar produk tenun dapat menjangkau audiens dan pasar yang lebih luas.
Akademisi Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB sekaligus Ketua Tim Program Sonny Rustiadi menekankan pentingnya kolaborasi antara masyarakat dan industri dalam memperkuat rantai nilai usaha lokal.
“Kolaborasi antara komunitas dan sektor industri sangat penting untuk menciptakan proses penciptaan nilai yang berkelanjutan. Ketika masyarakat lokal memahami cara mengelola potensi dan kemitraan industri hadir untuk memperkuatnya, maka ekonomi komunitas bisa tumbuh menjadi lebih tangguh dan mandiri,” ujarnya, Senin (13/10/2025).