Indonesia Mulai Ekspor Listrik EBT ke Singapura, Segini Hitungan Keuntungan Ekonominya

22 hours ago 29

loading...

Bahlil Lahadalia menjelaskan, ekspor listrik ke Singapura ini berbasis energi baru dan terbarukan. Foto/Dok

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melakukan penandatanganan kerjasama (MoU) dengan Pemerintah Singapura terkait ekspor listrik dari Indonesia. Bahlil menjelaskan, ekspor listrik ke Singapura ini berbasis energi baru dan terbarukan.

Nantinya listrik yang dikirim bersumber dari PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), sumber energi dari angin, air, dan lainnya. Baca Juga: Bahlil Sentil Ekspor Listrik RI ke Singapura: Harus Saling Menguntungkan

"Kita kirim listrik ke saudara kita di Singapura, nanti Pemerintah Singapura bersama-sama dengan Indonesia membangun kawasan industri bersama. Ini agar kita maju bersama-sama, kita bangun industri hilirisasi, dan saudara kita di Singapura kita kirim EBT," ujar Menteri Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (13/6/2025).

Adapun perdagangan listrik EBT lintas batas ini nantinya membawa potensi investasi senilai USD30-50 miliar untuk investasi pembangkit panel surya, USD2,7 miliar untuk manufaktur panel surya dan BESS (Battery Energy Storage System).

Lebih jauh, perdagangan listrik EBT dengan Singapura ini juga berpotensi mendatangkan devisa senilai USD4-6 miliar per tahun, dan USD210-600 juta untuk potensi penambahan penerimaan negara per tahun.

Sedangkan dari sisi manfaat untuk serapan tenaga kerja ditargetkan mampu menyerap 418 ribu pekerja di bidang manufaktur, konstruksi, operasi, dan pemeliharaan panel surya dan BESS. Baca Juga: RI Stop Ekspor Listrik, Menteri Bahlil Buka-bukaan ke Mendag Singapura

Bahlil menyebut, Singapura diperkirakan membutuhkan listrik berbasis energi hijau dengan kapasitas 3 gigawatt (GW). Namun angka ini dapat berubah sewaktu-waktu seiring pertumbuhan permintaan dari industri dan rumah tangga.

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |