BMKG: Suhu Dingin di Pulau Jawa Bukan karena Fenomena Aphelion

5 hours ago 25

loading...

Suhu dingin atau mbediding di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya Pulau Jawa yang belakangan terjadi sering dikaitkan dengan fenomena peristiwa astronomi Aphelion. Foto: Ilustrasi/Dok SindoNews

JAKARTA - Suhu dingin atau mbediding di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya Pulau Jawa yang belakangan terjadi sering dikaitkan dengan fenomena peristiwa astronomi Aphelion . Padahal, hawa dingin ini disebabkan udara kering dari Australia atau Monsun Australia.

“Fenomena Aphelion terjadi setiap tahun. Mengenai hawa dingin yang sekarang itu sebenarnya lebih didominasi kejadian di selatan khatulistiwa khususnya saudara-saudara kita yang di Pulau Jawa, Jawa Tengah, Jawa Timur. Udara kering dari Australia itu, monsun Australia sifatnya lebih kering sehingga ketika malam terasa lebih dingin dan siang tidak sepanas ketika bulan-bulan lainnya di mana uap air lebih banyak dari kita cenderung merasakan lebih semu,” ujar Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ardhasena Sopaheluwakan saat konferensi pers secara virtual, Senin (7/7/2025).

Baca juga: Apa Itu Fenomena Aphelion yang Terjadi Tiap Bulan Juli?

Ardhasena menuturkan fenomena Aphelion merupakan kejadian astronomis saat bumi berada pada titik terjauh dari matahari dalam orbitnya. Namun, karena bersifat global seharusnya jika Aphelion menjadi penyebab suhu dingin, dampaknya dirasakan secara merata di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia.

“Apakah ini ada hubungannya dengan Aphelion? Kebetulan secara timingnya memang sama tetapi Aphelion fenomena yang secara planetary dan jika memang dia yang menyebabkan suhu dingin maksudnya terjadi di seluruh wilayah bumi, tetapi kan tidak demikian,” jelasnya.

Menurut dia, fenomena hawa dingin merupakan bagian dari pola musiman tahunan yang umum terjadi di wilayah selatan khatulistiwa, khususnya di Pulau Jawa. Di kalangan masyarakat Jawa, kondisi seperti ini dikenal dengan istilah mbediding yaitu udara malam terasa sangat dingin di musim kemarau.

“Jadi suhu yang sifatnya terasa lebih dingin khususnya malam sebenarnya sifat musiman yang karakteristiknya khas terjadi kalau masyarakat Jawa bilangnya mbediding. Sebenarnya tidak ada kaitannya dengan fenomena Aphelion secara sebab akibat, tapi ini kebetulan terjadi bersamaan,” ungkapnya.

(jon)

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |